Manado, Zona-akurat.com – Hari ini, tanggal 15 Juli 2024, Wali Kota Manado Andrei Angouw memimpin upacara spektakuler untuk memperingati HUT ke-401 Kota Manado yang berlangsung di Lapangan Sparta Tikala.
Acara ini penuh dengan kemeriahan dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Wali Kota dr. Richard Sualang, Ketua TP PKK Irene Golda Angouw Pinontoan, Sekretaris TP PKK dr. Merry Sualang Mawardi, Sekretaris Pemerintah Kota Dr. Micler Lakat, serta Ketua Dharma Wanita Kota Manado.
Selain itu, Forkopimda Kota Manado, Konsul Jenderal Filipina di Manado, para Asisten, Staf Ahli, Staf Khusus Wali Kota, Kepala SKPD, Camat dan Lurah se-Kota Manado, serta Insan Pers dan undangan lainnya juga turut hadir.
Acara dibuka dengan pembacaan sejarah Kota Manado oleh seorang siswa SMP, membawa para hadirin kembali ke masa lalu kota ini. Prosesi pengibaran Bendera Merah Putih diikuti dengan hening cipta dan pembacaan Pancasila oleh Wali Kota sebagai Inspektur Upacara. Setelah itu, pembacaan UUD 1945 semakin menghidupkan semangat nasionalisme di antara para peserta.
Dalam amanatnya, Wali Kota menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas peringatan HUT ke-401 Kota Manado. Wali Kota menyoroti sejarah panjang Manado yang telah berdengung sejak peradaban dunia, menghubungkannya dengan wilayah dan negara seperti Amerika Serikat. Wali Kota juga mengajak seluruh warga untuk merefleksikan momen bersejarah ini dan berkomitmen menjadikan Manado sebagai kota yang lebih menjanjikan bagi semua.
“Kita harus bergerak lebih cepat untuk menjadikan Kota Manado lebih baik ke depannya,” kata Wali Kota dengan penuh semangat.
Acara ditutup dengan doa penutup yang khidmat disampaikan oleh Ketua BKSAUA Kota Manado, Pdt. Judi Tunari M.Teol, menandai akhir dari peringatan yang penuh makna dan harapan untuk masa depan Kota Manado.
Perkembangan Kota Manado: Dari Masa Lalu hingga Sekarang
Sejarah Awal Manado
Kota Manado, yang terletak di pesisir utara Pulau Sulawesi, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari masa pra-kolonial. Sebelum kedatangan bangsa Eropa, Manado adalah pusat perdagangan yang penting di kawasan Asia Tenggara, terutama bagi pedagang dari Tiongkok, Arab, dan India. Manado dikenal sebagai tempat bertemunya berbagai budaya dan suku bangsa yang datang untuk berdagang rempah-rempah, seperti cengkeh dan pala, yang tumbuh subur di daerah ini.
Era Kolonial Belanda
Pada abad ke-16, Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang datang ke Manado. Namun, dominasi mereka tidak bertahan lama karena Belanda segera mengambil alih. Pada tahun 1658, Belanda membangun benteng di Manado untuk melindungi kepentingan perdagangan mereka. Benteng ini, yang dikenal sebagai Fort Amsterdam, menjadi pusat administrasi dan pertahanan Belanda di kawasan tersebut.
Selama era kolonial Belanda, Manado berkembang sebagai pusat perdagangan dan administrasi. Belanda memperkenalkan sistem pemerintahan kolonial, membangun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bangunan pemerintahan. Pengaruh Belanda juga terlihat dalam arsitektur kota dan sistem pendidikan yang mulai berkembang pada masa itu.
Masa Perjuangan Kemerdekaan
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Manado memiliki peran penting. Banyak tokoh-tokoh dari Sulawesi Utara yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Manado menjadi salah satu kota yang aktif dalam memperjuangkan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda.
Era Modern dan Pembangunan
Setelah kemerdekaan, Manado terus berkembang menjadi kota yang semakin modern. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, pemerintah Indonesia mulai fokus pada pembangunan infrastruktur di wilayah ini. Pelabuhan Bitung yang berdekatan dengan Manado dikembangkan menjadi pelabuhan internasional, mendukung aktivitas perdagangan dan industri di kawasan tersebut.
Transformasi Ekonomi dan Pariwisata
Pada tahun 1990-an, ekonomi Manado mulai mengalami diversifikasi. Selain perdagangan dan industri, sektor pariwisata mulai berkembang pesat. Keindahan alam Sulawesi Utara, terutama Taman Laut Bunaken, menarik wisatawan domestik dan internasional. Manado menjadi gerbang utama bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut dan kekayaan budaya Sulawesi Utara.
Manado Saat Ini
Hari ini, Manado adalah kota metropolitan yang terus berkembang dengan pesat. Infrastruktur kota semakin modern dengan pembangunan jalan raya, jembatan, dan pusat perbelanjaan. Bandara Internasional Sam Ratulangi menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia Timur, menghubungkan Manado dengan berbagai kota besar di Indonesia dan beberapa negara di Asia.
Manado juga menjadi pusat pendidikan dan kesehatan di Sulawesi Utara, dengan banyaknya universitas dan rumah sakit berkualitas. Peran penting kota ini dalam ekonomi regional dan nasional terus meningkat, didukung oleh sektor-sektor seperti perdagangan, pariwisata, perikanan, dan jasa.
Tantangan dan Masa Depan
Meski mengalami banyak kemajuan, Manado masih menghadapi beberapa tantangan, seperti masalah lingkungan, kemacetan, dan pengelolaan sampah. Namun, pemerintah kota terus berupaya untuk mengatasi tantangan ini melalui berbagai program pembangunan berkelanjutan.
Visi Manado ke depan adalah menjadi kota yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Dengan potensi alam yang luar biasa dan dukungan masyarakat yang beragam dan dinamis, Manado berpeluang besar untuk terus berkembang menjadi salah satu kota terpenting di Indonesia Timur.
Manado, dengan segala dinamika dan potensinya, akan terus bertransformasi menuju masa depan yang lebih cerah, menjadi kota yang tidak hanya indah secara alamiah, tetapi juga maju dalam segala aspek kehidupan. (stenly).