Kamala Harris, dalam pidatonya pada Kamis malam, mengisyaratkan perubahan besar dalam kebijakan Amerika Serikat (AS) terkait perang Gaza. Di depan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Harris menyerukan kesepakatan damai dan menyatakan tidak akan diam terhadap penderitaan di Gaza. Hal ini menandai pergeseran dari sikap Presiden Joe Biden yang terlihat mendukung Israel.
“Apa yang terjadi di Gaza selama sembilan bulan terakhir sungguh menghancurkan,” ujar Harris, mengutip AFP. Ia mengungkapkan keprihatinannya tentang gambar-gambar anak-anak yang tewas dan warga sipil yang melarikan diri demi keselamatan. “Kita tidak bisa berpaling dari tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan dan saya tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
Baca juga: Jokowi Terima Penghargaan Sipil Tertinggi di Abu Dhabi
Pertemuan dengan Netanyahu
Harris, calon kuat presiden dari Partai Demokrat, menegaskan bahwa dalam pertemuan dengan Netanyahu, ia mendesak agar Israel melihat situasi di Gaza sebagai krisis kemanusiaan yang serius. Ia menekankan keprihatinannya terhadap skala penderitaan manusia di Gaza, termasuk kematian banyak warga sipil yang tidak bersalah.
Dalam kesempatan yang sama, Harris menyerukan pembentukan negara Palestina dan meminta Israel serta Hamas untuk menyetujui gencatan senjata serta pembebasan sandera untuk mengakhiri perang yang dimulai pada Oktober 2023. “Sekarang saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini,” katanya.
Komentar Harris yang tegas berbeda dengan sapaan ramah antara Biden dan Netanyahu sebelumnya, menyoroti ketegangan antara kedua pemimpin tersebut. Harris menunjukkan sikap yang lebih keras terhadap Israel dibandingkan Biden, yang memunculkan spekulasi tentang pendekatan kebijakan yang lebih tegas di masa depan.
Baca juga: World Bank Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Sejumlah Program Pemerintah
“Mari kita bawa pulang para sandera. Dan mari kita berikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Palestina,” tegas Harris, seperti dikutip CNBC International. Ia juga mengajak untuk mencegah penderitaan warga sipil yang tidak bersalah dan menolak segala bentuk kebencian, termasuk anti-Semitisme dan Islamofobia.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan 39.175 warga dan melukai sekitar 90.000 orang. Harris menutup pidatonya dengan seruan untuk bekerja sama mempersatukan negara dan mengakhiri penderitaan di Gaza. (ly).