Dunia, Zona-akurat.com – Pada Selasa, 17 September 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perluasan tujuan operasi militer negaranya, yang sebelumnya terfokus pada Gaza, kini juga mencakup serangan terhadap Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
Pengumuman ini terjadi di tengah eskalasi konflik yang melibatkan kelompok bersenjata di kedua belah pihak. Netanyahu menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk memungkinkan pengembalian penduduk Israel utara ke rumah mereka, yang sebelumnya harus dievakuasi akibat serangan lintas batas oleh Hizbullah.
Baca juga: Jokowi Soal Internal Kadin: Jangan Sorong Bola Panas ke Presiden
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan bahwa “aksi militer” adalah satu-satunya solusi yang tersisa untuk memastikan keselamatan masyarakat Israel utara. Ia mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk mencapai kesepakatan dengan Hizbullah semakin menipis, terutama karena kelompok ini bersekutu dengan Hamas di Gaza.
Dalam perkembangan paralel, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan kembali ke Timur Tengah minggu ini untuk mencoba memulihkan perundingan gencatan senjata yang terhenti terkait perang Israel-Hamas di Gaza.
Baca juga: Cak Imin Umumkan Kepengurusan PKB 2024-2029, Muktamar Tandingan Ditunda
Hizbullah, didukung oleh Iran, telah melancarkan serangan berulang kali terhadap posisi Israel, sementara Hamas bersiap untuk melanjutkan konflik dengan dukungan dari kelompok bersenjata lain di wilayah Arab.
Di tengah ketegangan yang meningkat, Wakil Ketua Hizbullah Naim Qassem memperingatkan bahwa jika konflik meluas, akan terjadi kerugian besar di kedua belah pihak. Sementara itu, laporan dari Gaza menyebutkan bahwa serangan militer Israel telah menyebabkan lebih dari 41.000 korban jiwa. (ly).