Dalam dunia kerja yang semakin menuntut, kesehatan jantung tidak lagi menjadi perhatian eksklusif bagi orang tua. Sebuah peringatan penting datang dari spesialis jantung dan pembuluh darah, Dr. Radityo Prakoso, yang mengungkapkan bahwa stres akibat pekerjaan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada usia muda.
Dalam acara media yang diadakan pada Senin (23/9/2024) untuk memperingati Hari Jantung Sedunia, Dr. Radityo menjelaskan, “Pekerjaan yang berlebihan berhubungan erat dengan peningkatan tingkat depresi, stres, dan kecemasan, terutama di kalangan dewasa muda.”
Baca juga: Jokowi Resmikan Dua Smelter Tembaga Senilai 77 Triliun, Dorong Hilirisasi Industri Nasional
Kondisi psikologis yang memburuk ini sering kali berujung pada perilaku tidak sehat, seperti merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. “Stres dapat memicu peningkatan tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit jantung,” tambahnya.
Penyakit jantung, yang sebelumnya dipandang sebagai masalah kesehatan bagi orang tua, kini juga menyerang kelompok usia lebih muda. Tren menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas, hipertensi, merokok, dan kolesterol tinggi di kalangan anak muda, yang semuanya berkontribusi pada risiko kesehatan ini.
Baca juga: Serangan Brutal di Lebanon Akibat Konflik Israel-Hizbullah Tewaskan 490 Orang
Dr. Radityo mencatat, “Kasus serangan jantung pada individu di bawah usia 40 tahun meningkat sebesar 2 persen setiap tahun.”
Namun, ada harapan. Dr. Radityo menekankan bahwa dengan mengelola faktor perilaku seperti tidak merokok, menghindari alkohol, dan membatasi konsumsi gula, garam, serta lemak, risiko penyakit jantung dapat diturunkan.
“Jika kita dapat menekan faktor perilaku ini, kita bisa mengurangi potensi serangan jantung di kalangan generasi muda,” ujarnya.
Dengan meningkatnya kesadaran tentang hubungan antara stres pekerjaan dan kesehatan jantung, penting bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan mental, demi masa depan yang lebih sehat. (ly).