Boom!! IOC Larang Federasi Olahraga Gelar Acara di Indonesia Usai Penolakan Visa Atlet Israel

Pesenam artistik perempuan Israel sedang melakukan lompatan udara yang sangat tinggi dan lentur di arena kompetisi bertuliskan “Paris 2024”.

Jakarta, Zona-akurat.com — Komite Olimpiade Internasional (IOC) secara resmi mendesak seluruh federasi olahraga internasional untuk tidak mengadakan ajang olahraga apa pun di Indonesia, menyusul keputusan pemerintah Indonesia yang menolak pemberian visa bagi pesenam asal Israel.

Pengumuman ini disampaikan IOC pada Rabu, 22 Oktober 2025, dan menjadi langkah tegas yang mengguncang dunia olahraga internasional.

Keputusan tersebut merupakan respons langsung atas insiden penolakan visa bagi delegasi Israel yang seharusnya ikut serta dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik (World Artistic Gymnastics Championships) yang digelar di Jakarta bulan ini.

“Kami juga menghentikan seluruh pembahasan mengenai tawaran Indonesia sebagai calon tuan rumah Olimpiade. Penangguhan ini berlaku sampai ada jaminan tertulis dari pemerintah bahwa semua atlet, tanpa memandang kebangsaan, dapat berkompetisi secara adil di masa depan,” tegas IOC dalam pernyataannya.

Langkah ini menjadi pukulan serius bagi ambisi Indonesia yang sebelumnya telah menyatakan minat menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2036. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa reputasi Indonesia di kancah olahraga internasional dapat terancam.

Baca Juga: Revitalisasi Stadion Klabat Dipersiapkan, YSK: Menteri PUPR Sudah ‘Ok’ Mau Bantu

Penolakan visa tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan global akibat serangan militer Israel di Gaza.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia menunjukkan sikap politik yang tegas, namun berdampak pada hubungan dengan komunitas olahraga internasional.

Federasi Senam Israel menanggapi keputusan Indonesia dengan rasa kecewa mendalam, menyebutnya sebagai tindakan yang “mengejutkan dan memilukan.”

Indonesia sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sehingga kebijakan visa ini menjadi isu sensitif yang memicu perdebatan tentang batas antara politik dan olahraga.

IOC menegaskan kembali bahwa olahraga harus menjadi ruang netral, tempat atlet dari seluruh dunia dapat berkompetisi tanpa diskriminasi. (ly). 

Related posts