NASIONAL, Zona-akurat.com – Presiden mengingatkan agar seluruh pihak waspada terhadap tantangan masa depan terkait isu iklim dan pangan, merujuk pada peringatan dari Sekretaris Jenderal PBB António Guterres tentang ancaman ‘neraka iklim’ yang dihadapi dunia.
“Kita harus waspada dan hati-hati. Tantangan ke depan tidak mudah. Bapak-Ibu semua sudah mendengar peringatan dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju ‘neraka iklim’. Ini mengerikan. Suhu akan mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan, jadi hati-hati,” ujar Presiden beberapa waktu lalu saat Rakornas.
Presiden mencatat bahwa Indonesia telah mengalami gelombang panas dalam satu tahun terakhir, dengan suhu di India mencapai 50 derajat Celsius dan di Myanmar 45,8 derajat Celsius. Jika kondisi ini dibiarkan, menurut FAO (Food and Agriculture Organization), pada tahun 2050 dunia akan menghadapi kekeringan yang berdampak pada kekurangan pangan.
“Artinya apa? Jangan main-main dengan urusan kekeringan dan gelombang panas. Ini bisa berimbas pada inflasi. Jika stok tidak ada dan produksi berkurang, harga pasti naik. Itu hukum pasar,” jelas Presiden.
Sebagai langkah antisipasi, Presiden telah menginstruksikan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk bekerja sama dengan TNI memasang pompa-pompa air, dengan target sekitar 20 ribu pompa di daerah-daerah produksi pangan, terutama penghasil beras.
“Saya cek kemarin di Jawa Tengah sudah ada 1.400 pompa, dan akan terus ditambah, terutama di daerah produksi. Ini untuk memastikan saat kering karena El Nino nanti, produksi tidak turun,” imbuhnya.
Selain pemasangan pompa, pemerintah menargetkan pembangunan 61 waduk dan bendungan dalam 10 tahun. Hingga saat ini, 43 waduk dan bendungan telah diresmikan. Presiden menekankan perlunya sistem irigasi yang baik agar air bisa sampai ke sawah, meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan.
“Ini adalah era teknologi, era smart system. Kabupaten harus bisa meng-upgrade sistem perekonomian menjadi smart agriculture, terutama untuk unggulan daerah masing-masing,” tegas Presiden.
Presiden juga mendorong investasi dalam industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dari produksi pertanian dan perkebunan, serta membangun sistem distribusi yang terintegrasi.
“Bangun juga sistem distribusi yang terintegrasi. Ini sudah dilakukan oleh RRT. Jika koordinasi pusat dan daerah berjalan, semua yang saya sampaikan bisa kita lakukan,” pungkasnya. (ly).