Manado, Zona-akurat.com – Di balik hiruk-pikuk peran gender tradisional yang menempatkan pria sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah utama, kini muncul gelombang baru: perempuan Indonesia bangkit sebagai tulang punggung ekonomi keluarga.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2024, sekitar 14,37% pekerja perempuan di Indonesia kini berstatus sebagai breadwinner utama yakni pemilik pendapatan terbesar dalam rumah tangga, bahkan sering kali menjadi satu-satunya sumber penghidupan keluarga.
Peran yang Bergeser: Dari Domestik ke Dinamis
Dulu, perempuan diposisikan sebagai penjaga dapur dan pengasuh anak. Kini, banyak dari mereka yang harus atau memilih menjadi pencari nafkah utama. Realitas ekonomi menjadi pemicu utama pergeseran ini. Bahkan menurut studi Setyonaluri et al. (2021), norma sosial lama tetap kuat, tapi kebutuhan hidup menuntut perempuan untuk keluar rumah dan mencari penghasilan.
Baca juga: Pemerintah Batasi Pendaftaran Kartu SIM, Satu NIK Maksimal 9 Nomor
Lebih jauh lagi, Indonesia mengalami pergeseran dari keluarga patriarkal tunggal pencari nafkah menuju keluarga dual-earners, atau bahkan single breadwinner dengan ibu sebagai penopang tunggal.
Siapa Saja Mereka? Potret Breadwinner Perempuan
-
64% tinggal di kota-kota besar di mana peluang kerja lebih luas, dan biaya hidup mendorong kedua pasangan untuk bekerja.
-
Kelompok usia 25–54 tahun mendominasi tapi yang mengejutkan, perempuan di atas 60 tahun memiliki persentase tertinggi sebagai tulang punggung keluarga.
Hal ini menandakan bahwa perempuan lansia masih aktif bekerja karena tekanan ekonomi, minimnya jaminan sosial, atau karena pasangannya sudah tak mampu lagi mencari nafkah.
Baca juga: Emas Antam Meledak! Tembus Rp1,9 Juta, Pecah Rekor Sepanjang Masa!
Fenomena ini bukan sekadar statistik, tapi cerminan bahwa perempuan Indonesia tidak hanya mampu mengatur rumah tangga, tetapi juga menopang ekonomi keluarga dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. (ly).